Tidak bisa di pungkiri lagi , saat ini WhatsApp merupakan salah satu aplikasi untuk mengirim pesan secara cepat atau instant message berbasis data yang paling banyak di gunakan di dunia , termasuk di negara kita tercinta Indonesia. Bisa di katakan hampir semua pemilik smartphone pasti menginstal aplikasi ini di smartphone nya , dan saya yakin anda pun pasti menggunakan WhatsApp juga kan..?
Pada dasar nya WhatsApp memiliki kesamaan prinsip dengan Blackberry Messenger , hanya saja WhatsApp memiliki sedikit kelebihan yakni bisa di gunakan pada semua jenis smartphone dan untuk penambahan kontak nya hanya berdasar semua nomor kontak yang tersimpan di gadget pengguna, tentunya setelah kita meng instal aplikasi nya.
Kelebihan ini lah yang tidak di miliki oleh Blacberry Messenger ,seperti kita ketahui saat itu untuk menggunakan layanan Blacberry Messenger pengguna harus menggunakan gadget Blackberry dan untuk menambahkan kontak seorang teman kita harus membuat undangan dengan no PIN terlebih dahulu, kelemahan Blackberry Messenger ini lah yang membuat pemakaian nya sedikit terbatas.
Sebagai pengguna layanan WhatsApp, tidak afdhol rasanya kalau kita tidak mengenal sosok pria yang satu ini ,ya siapa lagi kalau bukan Jan Koum. Berkat jasa beliau lah kita bisa mengirim pesan ke teman , melakukan panggilan video ke pacar dengan aplikasi WhatsApp buatan mas bro Jan Koum.
Di lahirkan pada tanggal 24 Februari 1976 , Jan Koum melalui masa kecil bersama orang tua nya di sebuah perkampungan di pinggiran kota Kiev , Ukraina.
Entah karena alasan apa pada tahun 1992 saat Koum menginjak usia 16 tahun , Ibu dan neneknya memutuskan membawanya untuk pindah ke Mountain View , California. Sebagai seorang imigran mereka cukup beruntung karena bisa mendapatkan tempat tinggal sebuah apartemen kecil dengan dua kamar yang merupakan program bantuan sosial dari pemerintah Amerika Serikat.
Bisa di katakan saat itu mereka menjalani kehidupan yang tidak mudah .Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari ibu nya bekerja sebagai pengasuh bayi , sedangkan Koum sendiri menjadi cleaning service paruh waktu di sebuah toko kelontong sambil menyelesaikan sekolah nya di Mission Viejo , California.
Menginjak usia 18 tahunan Koum mulai memiliki ketertarikan pada bidang pemrograman yang kelak akan merubah jalan hidup nya. Selepas dari sekolah menengah atas, Koum melanjutkan kuliah nya di San Jose State University , sambil bekerja juga sebagai penguji keamanan di Ernst & Young , tempat di mana dia bertemu dengan Brian Acton , seorang teman yang bersamanya mambangun WhatsApp. Keahlian Koum dalam dunia pemrograman juga pernah membawanya menjadi bagian sebuah grup peretas komputer w00w00 , di mana dia berteman dengan Shawn Fanning dan Jordan Ritter ,yang merupakan pendiri Napster.
Jan Koum pernah di pekerjakan sebagai teknisi infrastuktur di Google meski hanya sebentar sekitar tahun 1997 an , di Google ia kembali bertemu dengan Brian Acton teman nya ketika masih bekerja di Ernst & Young.
Selepas dari Google mereka berdua bekerja di Yahoo untuk waktu yang cukup lama, selama sembilan tahunan mereka mengabdi di perusahaan search engine itu dari rentang tahun 1998 an hingga memutuskan keluar pada 31 Oktober 2007, dengan alasan merasa tidak nyaman dengan banyak nya iklan yang harus mereka urus dan bertebaran di mana mana mengingat saat itu Jan Koum bekerja di bagian Yahoo Shopping yang banyak berurusan dengan iklan.
Perkenalan nya dengan App Store saat dia membeli sebuah iPhone buatan Apple pada tahun 2009 membuat Koum sadar , naluri nya mengatakan kalau App Store yang saat itu baru saja di rilis akan menjadi sebuah fenomena yang luar biasa di industri aplikasi dunia. Atas pemikiran itu lah Jan Koum mengunjungi teman nya Alex Fishman , menghabiskan waktu beberapa jam untuk berdiskusi tentang ide aplikasi yang di buat Koum.
Agar lebih mudah di ucapkan dan gampang di ingat , Jan Koum memilih nama WhatsApp untuk aplikasi buatan nya, frasa WhatsApp sekilas akan terdengar seperti orang mengucap " what's up " . Pada tanggal 24 Februari 2009 bertepatan dengan hari ulang tahun nya yang ke 33 , sebuah perusahaan baru bernama WhatsApp Inc di dirikan Jan Koum di kota California.
Sebelum membangun WhatsApp, Jan Koum dan Brian Acton pernah melamar sebagai karyawan di Facebook , namun kedua nya di tolak. Pada saat di tolak Facebook , Acton sempat berkicau di Twitter dan mengatakan " Facebook menolak saya , ini adalah kesempatan besar untuk bertemu dengan orang orang fantastis, memulai petualangan berikutnya dalam hidup".
Penolakan itu tidak mematahkan semangat mereka untuk terus mengembangkan aplikasi buatan nya, tanpa lelah mereka terus mengembangkan WhatsApp. Kerja keras mereka membuat WhatsApp mengalami pertumbuhan yang begitu pesat. Hanya butuh waktu tidak lama bagi WhatsApp untuk di kenal dan sangat populer karena kemudahan yang di miliki aplikasi ini.
Melihat pertumbuhan WhatsApp yang begitu pesatnya , Facebook pun tidak ingin kecolongan , perusahaan yang di nahkodai Mark Zuckerberg ini akhirnya membayar mahal untuk bisa memiliki WhatsApp, aplikasi buatan orang yang pernah mereka tolak sebagai karyawan nya. U$ 19 Milyar duit yang harus di keluarkan untuk menebus WhatsApp. Dengan pembelian itu , Jan Koum masih punya kepemilikan 45% saham WhatsApp atau sekitar U$ 6,8 Milyar.
Harta yang masih cukup lumayan bukan untuk bisa di sebut orang kaya 😀.
`
Tidak ada komentar:
Write komentar